Apa itu preventive maintenance ?
Preventive maintenance merupakan suatu jenis maintenance yang bersifat proaktif (pengendalian, pengamatan terhadap suatu mesin agar tidak terjadi kerusakan besar yang dapat mengganggu jalannya suatu sistem) yang digunakan untuk merawat suatu aset yang masih dalam kondisi baik dan berguna untuk mengurangi downtimen pada mesin yang tidak terduga serta berfungsi perbaikan. Preventive maintenance, yang lebih sering disebut dengan preventative maintenance, dengan adanya proses ini makan lifetime dari suatu aset dapat meningkat dan mencegah adanya biaya depreciasi yang berlebihan serta menghindari suatu kerusakan sebelum waktunya. Dan semua ini termasuk maintenance, tapi tidak terbatas hanya pada adjustmen, cleaning, pelumasan, perbaikan dan penggantian spare-part.
Karena kebutuhan yang unik dari berbagai aset, tipe dan biaya PM yang bervariasi. Sehingga ini menjadi sebuah tantangan dalam membagun sebuah program PM yang handal, dan aturan yang baik dalam membuat sebuah program PM yaitu didasarkan pada sistem time-based berdasarkan waktu mulai dan selesai.
80% dari mesin-mesin industri menggunakan preventive maintenance
79% bisnis melihat prediksi maintenance sebaik sebuah aplikasis dalam analisis data perusahaan
Terdapat empat tipe dari preventive maintenance. Pertama , Calendar- and runtime-based maintenance : adalah tipe maintenance yang realtif mudah untuk diimplementasikan dan adanya work order yang berulang-ulang pada suatu interval tertentu yang dapat dilihat dan dicapai dengan computerized maintenance management system (CMMS). Kedua, Predictive and prescriptive maintenance : merupakan tipe preventive maintenance yang lebih tinggi, dimana ketika work order tercatat dalam CMMS, maka para manager dapat melakukan prediksi kapan aset akan mengalami kerusakan didasarkan pada hitori kejadian dan pembuatan PM, dan hal ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, Ketiga, Usage-based maintenance : sebuah maintenance yang dapat membaca data yang terdapat dalam CMMS, yang berfungsi ketika suatu unit aset perlu dilakukan PM maka secara otomatis sistem akan membuat work order secara perawatan secara rutin. Keempat, Prescriptive maintenance : hampir sama seperti predictive maintenance, tetapi yang membedakan adalah yang mengatur dan menjadwalkan PM bukanlah manajer, tapi mesin learning yang sudah ditanamkan dalam software untuk membantu proses pembuatan PM.
Sebuah program PM dapat menurunkan downtime, meningkatkan lifetime dari aset dan meningkatkan proses pemeliharaan dengan adanya jadwal dan perencanaan maintenance
Figure 1. Preventive Maintenance Workflow
Bagaimana preventive maintenance mengurangi downtime
Pikirkanlah suatu hal yang sederhana mengenai kendaraan yang kamu miliki. Penggantian oli dan pengecekan bagian-bagian kendaraan secara teratur merupakan suatu penjadwalan dari preventive maintenance yang berfungsi untuk memastikan kendaraan siap untuk digunakan dan tidak terdapat kegagalan atau kerusakan mesin. Jika kamu mengabaikan jadwal maintenance dan kehilangan waktu pengecakan pada interval tertentu, maka dipastikan kendaraan yang kamu miliki secara nilai dan kemampuan akan menurun. Dan ini sama halnya kasus yang terjadi pada mesin-mesin pabrik serta fasilitas-fasilitas peralatan di dalamnya.
With a PM schedule in place, maintenance managers can decrease downtime. This schedule is usually automated with a CMMS that comes with PM scheduling software. However, managers are always cautious of over-maintaining assets. There’s a point where preventive maintenance starts costing too much in relation to the amount of downtime it prevents.
Denga adanya jadwal PM sesuai pada posisinya, maka manajer maaintenance dapat menurunkan downtime. Penjadwalan PM biasanya secaara otomatis dilakukan oleh CMMS yang terdapat pada aplikasi penjadwalan PM. Bagaimanapun, seorang manajer selalu berhati-hati dalam melakukan perawatan suatu aset. Karena yang menjadi acuan dimana biaya PM selaras dengan jumlah downtime yang terjadi, sehingga perlu adanya pencegahan adanya downtime dengan PM.
Figure 2. Jumlah optimal kejadian PM ketika biaya perbaikan dan preventive maintenance bertemu.
Contoh dari preventive maintenance
Beberapa aspek dari program preventive maintenance yang harus dikerjakan dan perlu dilakukan seperti pemeliharan peralatan mesin produksi yang sesuai dengan procedure untuk menghindari terjadinya breakdowsn dan perawatan terhadap elemen-elemen infrastruktur seperti pemanasan, ventilasi dan pendingin (HVAC) yang harus secara rutin diinspeksi, dibersihkan dan diupdate sebagai sebauh kebutuhan. Karena, pasti di dalam sebuah sistem selalu ada yang harus rutin dilakukan perawatan untuk menghindari adanya kegagalan kerja suatu mesin.
Bagaimana halnya dengan sistem pengairan ? Apakah terdapat suatu sistem penyaringan ? Apakah sistem penghangat air berjalan yang mungkin menyebabkan berkembangnya suatu infeksi dari bakteri seperti penyakit Legionnaires? Selain itu pada pintu, tangga, penerang, lantai semunya telah dilakukan inspeksi secara periodik untuk melakukan perawatan.
Daftar kebutuhan yang diperlukan dalam perencanaan preventive maintenance mungkin bisa menjadi suatu hal yang membingungkan, tapi dengan adanya sebuah panduan dalam proses PM dapat memberikan sedikit kemudahan dalam melakukan PM. American National Standards Institute (ANSI) memberikan banyak informasi terkait preventive maintenance dan memberikan saran daerah mana yang perlu dimulai untuk PM jika tidak memiliki keyakinan terhadap daftar PM yang dibutuhkan.
Figure 3. Preventive maintenance checklist example
Benefits of preventive maintenance
Terdapat beberapa keuntungan dalam mengimplementasikan sebuah program preventive maintenance daripada mengurangi jumlah downtime yang tidak direncanakan. Beberapa keuntungan diantaranya :
Meningkatkan lifetime dari suatu aset
Meningkatkan tingkat keamanan dan mengurangi resiko kecelakaan kerja
Mengoptimalkan perencanaan maintenance dan alokasi sumber daya
Mengurangi biaya perbaikan yan mahal
Meningkatkan margin dan keuntungan karena mengurangi downtime
Manfaat terbesar dengan adanya PM yaitu menungkatkan safety, secara khusus untuk perusahaan yang memiliki mesin-mesin berat. Biaya keamanan kerja terhadap karyawan tidaklah terlalu tinggi bagi tapi organisasi seperti Occupational Health and Safety Administration (OHSA) memiliki kebijakan ketat mengenai keselamatan kerja dari karyawan.
Preventive maintenance sering kali dipandang sebuah penyebab biaya menjadi membengkak dan sulit untuk dibenarkan. Tapi ini hanya mengambil suatu kejadian sekali downtime atau hanya satu kecelakaan yang tercatat untuk mendemonstrasian betapa pentingnya mengambil programn yang mengarah kepada pemeliharaan dengan wawasan masa depan.
Untuk mengimplementasi program PM, pilih aset yang bersifat kritikal, buat checklist untuk preventive maintenance, dan kemudian jadwalkan PM dengan menggunakan CMMS.
referensi :