Desainer GUI dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Desainer berbeda hal dengan tugas yang dimiliki oleh database administrator. Pada dasarnya desainer dalam Software Development Life Cycle (SDLC) bisa berada pada lingkup design atau implementation. Dalam lingkup desain seorang desainer bisa dikatakan seorang database administrator tapi dalam lingkup implementation seorang desainer adalah seorang pengembang aplikasi yang menerapkan user interface. Dalam bahasan ini desainer adalah seorang pengembang Graphic User Interface (GUI) yang didasarkan dari hasil tahapan desain pada SDLC yang dibuat oleh tim yang terdiri analis sistem, desainer, programmer maupun database administrator, dimana GUI atau graphic user interface merupakan bagain penting dalam proses pengembangan sistem yang dapat berpengaruh pada ketertarikan pengguna pada sebuah aplikasi. Seorang desainer GUI di dalam pengembangan perangkat lunak berperan diantaranya :

  1. Mengimplementasikan hasil requirement dari user untuk diterapkan dalam sebuah antarmuka/interface dalam sebuah aplikasi.
  2. Membuat tampilan yang mudah diterjemahkan oleh konsumen sesuai dengan requirement yang dibuat pada tahap perancangan.
  3. Memiliki pengetahuan yang lebih dan selalu update informasi tentang teknologi-teknologi terbaru mengenai GUI.
  4. Membuat interface yang menarik dan mudah ditangkap oleh konsumen baik konsumen normal maupun difabel.
  5. Memiliki kemampuan dalam mengimpelemetasikan suatu kebutuhan interface dengan membedakan interface antaramuka pengguna yang memiliki perbedaan kemampuan.

Seorang desainer GUI memiliki kewajiban dalam mengembangakan antarmukan yang mudah dimengerti dan diterima oleh konsumen. Dan desainer bisa membuat interface tersebut sesuai requirement dalam mengebangkan software, jika suatu aplikasi memiliki sasaran orang yang normal maka mereka bisa membuat interface yang menarik bagi para sasaran konsumen normal, tapi bagaimana dengan konsumen yang buta maka interface yang cocok untuk dikembangkan adalah yang memanfaatkan teknologi suara melalui proses pengenalan suara ataupun output suara dari aplikasi, berbeda lagi jika suatu aplikasi dikembangkan untuk para pengguna yang tuli dan buta maka teknolgi lain mengharuskan adanya interface yang memanfaatkan indra peraba pada penggunanya.

Dalam mengimplementasikan GUI yang menarik pada sasaran orang normal juga harus mempertimbangkan warna, tata letak dari tiap fitur dan penelitian terhadap pengalaman seorang user mengenai sebuah interface yang mudah dan bisa diterima. Misal pada keyboard mengapa kebanyakan keyboard menggunakan tata letak huruf dengan metode QWERTY mengapa tidak ABCDE. Dan ternyata dengan menggunakan tata letak huruf di keyboard dengan menggunakan metode QWERTY lebih memudahkan kedua tangan dalam menjangakau tiap huruf dan lebih cepat mengetik daripada menggunakan letak huruf ABCDE. Maka dari itu seorang desainer perlu mempertimbangkan aspek kemudahan dari sisi pengguna selain tampilan yang menarik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *