3 Langkah dalam Requirement Engineering

Dalam menyusun Software Requirement Specification sebagai salah satu dokumen yang harus dikuasai oleh seorang Requirement Engineer atau Analyst system, mereka dituntut untuk mampu memahami tentang tipe-tipe requirement, tahapan requirement dan model-model diagram yang bisa digunakan dalam mendukung suatu requirement. Dan dalam RE dibahas terdapat dalam pembahasan natural language, model RE, dan artifact RE, dimana ketiga fungsi dari natural language, model dan artifact dalam Requirement Engineering merupakan sebuah hal vital. Adapun yang akan dibahasa dalam materi kali ini adalah 3 tahapah dalam memahami Requirement Engineering.

Natural Language

Jangan menganggap natural language seperti bahasa keseharian kita  kemudian dituangkan ke dalam sebuah deskripsi untuk ditulis kembali dalam sebuah dokumen yang diceritakan secara lebar, dan ini bukanlah natural langauge. Jika menganggap natural language dalam sebuah requirement engineering adalah hal ini sangat salah kaprah. Karena dalam RE, natural language digunakan untuk mempermudah komunikasi yang diberikan oleh analis kepada seorang user, sehingga dengan sekali lihat seorang user mengetahui secara sekilas tentang aplikasi yang akan dibuat. Untuk memberikan kemudahan dalam memahami sebuah software yang dibuat maka NL bisa diterapkan dengan menggunakan sebauh model seperti penggunaan Use Case, Context Diagram, Data Flow Diagram atau Flowchart. Sebagai contoh penggunaan use case diagram berikut :

Perhatikan diagram use case online shopping tersebut. Dengan gambaran use case tersebut seorang user langsung dapat mengartikan aktor/user yang terlibat dalam aplikasi dan fitur-fitur yang akan dikembangkan dalam sebuah online shop dengan sedikit penjelasan dari seorang analis. Terdapat 7 aktor yang berperan dalam aplikasi tersebut yaitu Rgistered customer. New customer, Authentication, Identity Provide, Credit Payment Service dan Paypal. Sedangkan fitur yang dikembangkan seperti melihat item, pembelian, pembayaran, dan daftar member baru.

Model RE

Setelah mengenal natural language maka tahapan selanjutnya dalam mempelajari RE adalah cara memodelkan suatu deskripsi sistem dalam sebauh model. Seperti yang dijelaskan di atas dalam mendeskripsikan sebuah cerita dari seorang user, analis bisa menggambarkan dalam sebauh model berbentuk use case diagram agar deskripsi yang disampaikan oleh customer dan analis sistem adalah sama. Selain use case diagram masih terdapat lagi diagram lainnya seperti yang disebutkan diatas. Selain diagram terdapat pulan model lain dalam seperti formula matematikan dan pseudocode. Model ini biasanya digunakan oleh analis dalam bentuk sederhana agar diimplementasikan oleh seorang programmer.

Pada gambar diatas daalah sebuah pseudocode yang mengkombinasikan dengan formula matematika. Jika dijelaskan dengan menggunakan kata-kata:

  1. Nilai k diinisialisasi dengan nilai 0
  2. Lakukan perulangan terhadap suatu nilai k selama nilai k lebih kecil dari nilai chache didalam memory
  3. Jika nilai cache pada posisi k memiliki nilai actual lebih besari dari 0 maka gunakan formula = ((carNumber x requisitionOccurance)) – openedTime : 10) x cache.posistion(k).getAclValue()
  4. Jika tidak maka formula = ((carNumber x requisitionOccurance)) – openedTime : 10)
  5. Tambahan output berupa resepon cache tiap posisi k berdasarkan hasil formula yan sudah ditentukan sebelumnya
  6. Selesai

Jika dideskripsikan dalam bentuk kata-kata tentunya seorang programmer terlalu lama untuk memahami suatu source code yang diminta berbeda halnya dengan menggunakan pseducode seorang programmer lebih cepat memahami penggunaan source code.

Artifact RE

Pada tahapan ini seorang analis RE dituntut untuk dapat mendokumentasikan hasil yang didapat dari proses natural language dan model RE ke dalam sebuah dokumen yang terstruktur yang berisikan diagram, pseudoce dan requirement yang dibutuhkan dalam mengembangkan subuah sistem atau software. Selain model didalam artifact RE terdapat dokumentasi lain seperti tujuan pembentukan software berdasarkan, software requirement, perforemance requiirement, environment requirement, user requirement (stakeholde) dan requirement lain. Selain beberapa hal tersebut juga terdapat constraint, pendiskripsian contraint merupakan suatu deskripsi untuk menggambarkan batasan fitur suatu aplikasi agar fitur tersebut dibuat oleh programmer sesuai dengan langkah-langkan yang sudah digambarkan agar tidak keluar dari batasan yang telah dibuat. Sebagai contoh adalah pembuatan use case description untuk fitur logout berikut :

Dalam pembuatan use case description ada 6 fungsi yang harus dilibatkan seperti nama use case, aktor, deskripsi use case, precondition (event yang dilakukan pertama kali sebelum logout), activity (event yang harus ada dalam fitur logout sebelum aplikasi fitur sukses dilakukan), postcondition (event ketika fitur berhasil logout system).

Selain use case diagram juga terdapat contrain lain seperti constraint untuk database designer seperti gambar berikut :

Pada gambar tersebut terdapat relasi dari dua buah tabel yang terbentuk dari entitas item dan relasi kardinalitas dari shipment yaitu many to one. Dan juga terdapat detail dari sebuah entitas item mulai dari class, deskripsi, attribut dan invariants.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa sebuah artifact RE merupakan sebuah kumpulan penjelasan sebuah analis yang dibuat dalam sebuah dokumen sebagai sarana untuk menjembatani pemahaman user, designer dan programmer. Dan semuanya tertuang dalam sebuah Software Requirement Specification (SRS) document.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *